Tuberkulosis atau TBC merupakan penyakit pernapasan kronis yang diakibatkan adanya infeksi bakteri. Di seluruh negara di dunia, Indonesia merupakan negara kedua dengan kasus TBC paru terbanyak – India menempati peringkat pertama. Karena itu, mengenali gejala serta mengetahui tindakan pengobatan dan pencegahan TBC jelas merupakan sebuah langkah penting, terutama jika Anda sudah didiagnosis dengan penyakit ini.
Mengapa? Sebab, TBC paru adalah penyakit yang sangat mudah menular. Proses penularan terjadi saat penderita mengeluarkan cairan liur atau dahak yang terkontaminasi, kemudian terpapar ke udara. Contohnya ketika bersin, batuk atau meludah. Kemudian, kontaminasi yang terpapar udara tersebut tak sengaja terhirup orang-orang di sekitar.
Lantas, bagaimana penyakit ini dapat dicegah? Simak ulasan tentang pencegahan TBC berikut ini agar orang-orang di sekitar Anda tidak berisiko tertular penyakit ini. Selamat membaca!
Langkah Pencegahan TBC oleh Penderita
1. Tutup mulut ketika bersin dan batuk.
Karena TBC dapat menular dengan mudah lewat air liur dan dahak, maka Anda perlu menutup mulut ketika batuk atau bersin. Akan tetapi, jangan gunakan tangan Anda untuk menutup mulut karena hal ini hanya akan menyebabkan perpindahan kuman ke tangan. Padahal, tangan digunakan untuk berbagai tugas, dan orang yang melakukan kontak dengan tangan Anda akan berisiko terserang TBC.
Gunakan tisu dan buang langsung ketika batuk dan bersin. Atau gunakan sapu tangan pribadi. Kalau tidak ada tisu atau sapu tangan, palingkan wajah ke sisi bagian dalam lengan atau siku Anda, karena bagian tangan tersebut tidak pernah digunakan untuk melakukan kontak dengan objek atau orang. Kemudian, biasakan untuk mengenakan masker ketika Anda berada di tempat umum.
2. Jangan sembarang buang dahak atau meludah.
Ingat, bakteri penyebab TBC terdapat di dalam air liur dan dahak Anda! Jika Anda meludah atau membuang dahak seenaknya, maka terang saja risiko persebaran bakteri di udara dan kemudian terhirup orang lain sangat besar.
Sebaiknya, buang ludah dan dahak di kamar mandi dan siram sampai bersih. Kalau kondisi mendesak dan Anda tidak bisa ke kamar mandi, meludah atau buang dahak di selokan atau kali dengan air yang mengalir.
3. Hindari terjadinya kontak langsung dengan anak kecil.
Sebisa mungkin, usahakan agar Anda tidak berdekatan dengan bayi, balita, maupun anak-anak, apalagi sampai melakukan kontak langsung. Sebab, berbeda dengan orang dewasa, anak kecil belum memiliki sistem daya tahan tubuh alias imun yang cukup kuat sehingga mereka rentan terserang penyakit. Karena alasan ini pula anak-anak dilarang untuk ikut menengok pasien di rumah sakit.
4. Pastikan ruangan terkena sinar matahari.
Pada umumnya, kuman yang menyebabkan penyakit TBC mampu bertahan di udara bebas dalam kurun waktu 1 sampai 2 jam, bergantung pada paparan sinar matahari, ventilasi udara, dan kelembaban. Artinya, jika sebuah ruangan cukup gelap, dingin, dan lembab karena kurang mendapatkan sinar matahari, kuman penyebab TBC pun bisa bertahan di dalamnya dalam waktu lebih lama – bukan hanya berhari-hari, tapi bahkan sampai berbulan-bulan!
Sementara itu, bakteri penyebab TBC akan langsung mati begitu terpapar sinar matahari secara langsung. Karena itu, buka tirai dan jendela agar sinar matahari dapat masuk ke dalam ruangan di dalam rumah Anda untuk membunuh kuman penyebab TBC yang kemungkinan bersembunyi di sudut-sudut rumah. Apalagi, membuka jendela akan meningkatkan sirkulasi udara sehingga kuman yang ada di dalam lantas dipaksa keluar dan langsung mati begitu terpapar sinar matahari.
Social Media